Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

poem

Daun Khatulistiwa Umi Laeliyah Gema kaki mengusik embun yang enggan turun, Tangan lentik mengibas hamburan fajar yang berkilauan, Tanah yang tenang menekuk-nekuk berirama dengan sepatu buluk, Udara yang masih sejuk berselisih dengan badan bungkuk, Mengikis kulit-kulit kayu kuat baris per baris, Ehm, penyadap karet. Kaki yang berayun cepat dengan tangan gontai Berlomba dengan mentari yang mulai meninggi Menagih uang pada alam, kiranya masih mengucur getah-getah berharga itu Sembari menggumamkan kidung-kidung lawas, Mengajak tersenyum pohon yang tergores. Sampai di ujung baris dan beradu pundak dengan si pohon. “Terima kasih” ucapnya lirih Para daun khatulistiwa, merambah alam. Sekalipun hanya bergurat lemah, giat menyusun titik-titik kehidupan Sekalipun bergerak pelan, giat mengolah asupan masa depan. Hijaunya menyelimuti keindahan negri, Dekapannya menampung bakal-bakal masa depan, Daun khatulistiwa tidak menangis walau tinggal di pucuk kering Daun khatulist

vol.2

Guah dan Big Mami             “Mam...”             “Iyah? Ada apa?” dengan nada super sopan             “Eh, sebel guah lihat loo”             “hahaha”             “Apa sih qilaah?”             “eh. Coba ganti q jadi g.”             “Gilaah...” “Eh, kurang ajar banget loo, tapi gua mah terima aja.” dengan nada sunda yang kental             “Hahahaha” Gelak tawa mewarnai siang yang panas. Suara kendaraan hilir mudik di jalanan Nayen. Sepoi sedikit angin menghibur keringat yang mengucur. Ramai suasana posko siang ini, kegilaan yang kami lakukan membuat gaduh riuh, makhluk isi posko ini memang benar-benar gila. Ada yang hobi main gitar dan bernyanyi tiada henti, ada yang hobi pake vaselin, sumpah dia cowok, gua gak bohong. Hahaha.. Ada yang hobi tidur, ada yang hobi masak, ada yang hobi hunting makhluk lain. Ya, paket kegilaan yang komplit. Bermacam rasa sifat juga, pemarah kayak gua, ada yang lucu, ada yang polos banget, ada yang selow, santai di pulaau, seakan ya

Jalur Kisah di Nayen

Gambar
JALUR KISAH DI NAYEN Kita bisa memilih jenis pohon unggul dan terbaik, namun  kita tidak bisa memilih bagaimana pohon menumbuhkan ranting, daun, serta buahnya. Kita hanya bisa berusaha memupuk pohon itu agar tumbuh dengan baik dan indah. Begitu juga dengan kisah kehidupan, seperti kisah kita di skema kehidupan kali ini, jalurnya ditentukan oleh Nya tetapi kisahnya kita yang membuat indah. Suatu kisah di Nayen, antara aku, kita, dan tanah baru... Menata Berlian di Senja Hari Kelabu tidak sama dengan warna senja, itu pasti... Senja memang indah, menggantung di pusara langit, menguning di perantara malam bertahta di keagungan Nya. Ini kali mengapa menatap langit senja begitu menyenangkan. Menunggu hadirnya gelap waktu untuk menyalakan cahaya masing-masing, ya kali kita punya cahaya, jika tidak maka habislah bersama gelap. Kali ini belum senja, langit di tanah pijakan baru indah sekali tersenyum menyambut tugas baru bersama keluarga baru. Lelah mengurusi segala persi

Kusniati

Saat hati ragu saat hati merasa iri, saat kehilangan melanda n saat rindu akan sosok sahabat menyelimuti. Allah pertemukan kembali dengan sahabat yang lama terlupakan, lama ditinggalkan, lama tidak merasakan peluknya, lama tidak saling bercerita kisah n kasih. Ya, kusniati. Wanita berambut panjang lurus yg bahkan sudah datang ke mimpiku sekalipun kami belum berjumpa. Aku mengenalnya lebih dari 1 dasawarsa, Sahabat: sekalipun jauh dan berbeda kondisi kehidupan ia tetap ada n saling mendoakan. Begitulah, kusniati malang tidak mampu mencapai mimpi2nya, sekarang ia memiliki keluarga kecil bersama suami n anak kecilnya. Aku tidak pernah malu, aku selalu ingin bertemu dengannya. Saat hati ragu, apakah diri ini pantas memiliki seorang sahabat, diri yang banyak menyakiti ini merasa tidak layak. Aku pun bersyukur sahabat2ku bahagia di kehidupan mereka tanpa kesulitan dari adanya aku. Namun, dia datang memeluk n menciumku tiada henti, hilang rasanya semua beban yg kutanggung selama ini. R

Perjalanan

Kutapaki jalan tanah dengan lebar tak lebih dari 2 meter, sekelilingnya masih rimbun pohon-pohon alas.  Sesekali kawanan monyet, beruk, babi bahkan anjing tak segan hadir. Pelan sengaja kubuat langkah kakiku, sekalipun berani, aku juga takut. Jika kupikirkan cerita orang tentang perilaku hewan2 liar, aku berlari kencang, sambil lihat kanan kiri, atas bawah. Kupikirkan jika babi nyeruduk ngejar tanpa belok, apakah aku harus memutar arah? Sesekali aku takut dari atas pepohonan kawanan monyet menubruk n mencakar aku. Atau jika aku tak hati2, bisa saja kaki ku di gigit oleh ular berbisa. Ah, aku hanya butuh lari. Jika hari mulai redup mulutku tak anyal komat- kamit berjalan d semak belukar, jika tidak kubacakan ayat kursi yg d ajarkan bapak, maka ku rapalkan mantra, "slaman,slumun,slamet anake kaki adam lagi lewat" seperti yg d ajarkan mbah ku. Atau keduanya, ya lebih aman pikirku. Ehm, jarak sampai jalan besar mungkin 500 m, Dengan nafas terengah-engah kakiku menapaki jalan y

Bencana Kecil

Karbondioksida, karbonmonoksida, sianida, dan teman- temannya kini bahagia, tidak perlu bermain ribuan kaki dari kerak bumi. Kini mereka ditempatkan dengan bangga oleh penduduk bumi tepat d depan mata, tepat d dekat hidung, tepat bersanding dengan mulut. Aku yakin merka sedang berbahagia terbang menari dan mendesak oksigen jauh, mengusir oksigen jauh dari penduduk bumi. Ah, aku salah mengatakan penduduk bumi. Yang benar, "penduduk riau". Betapa malangnya... Negara dengan ribuan pulau ini mungkin sedang mengunci pintu Riau, Asik dengan pembangunan kereta listrik. Pembangunan wisata, Pembangunan pusat olahraga. Tidak salah, namun mengapa pintu Riau d kunci? Bencana kecil? Wah, kali saja benar karna tidak sedahsyat Kiamat kelak. Seperti yang aku paparkan d atas, zat zat berbahaya mulai berkeliaran d bumi Riau. Jika pintu tertutup, bagaimana mengatasi racun ini ? Karna terlalu lama terkunci, kini racun semakin mengganas, sisa oksigen 5 % . Apakah penduduk Riau masih

Ada Bunga

Gambar
Karna kita tidak sempurna, kita harus saling melengkapi untuk bersama menjadi lebih baik.. Bunga : keindahan, wanita. Ada bermacam warna, beraneka rupa, variasi baunya, banyak tingkah lakunya. Lewat sekilas pandangan, di taman semua bunga terlihat indah bersama, dari jauh kita hanya melihat "indah" . Ketika mengamati satu demi satu, kita akan melihat dan merasakan, apakah ada duri, apakah berbau busuk, apakah hanya kamuflase. Semua terlihat. Dari tamanku, aku sudah meneliti dan menemukan bunga2 yang aku sukai. Aku sudah tau warnanya, aku sudah tau baunya, aku sudah tau bagaimana sifat dan tingkah lakunya. Aku mencintai bunga2 itu. Namun, betapapun aku mencintai si bunga, Pencipta si bunga lebih mwngetahui yang baik untuk merka. Maaf untuk hari ini, mungkin ada banyak waktu atau sedikit lagi waktu hingga Allah memberikan ujian ini. Namun, percayalah aku mencintai kalian sahabat... Ya, seperti halogen, kita sedikit lagi untuk mnejadi yang lebih baik. 😃

Aku diselamatkan

Bismillah.. Di langit sana, ada triliunan bintang dari galaksi bima sakti, hanya bima sakti, sementara menurut penelitian ada lebih dari miliaran galaksi d seluruh alam semesta. Kata-kata itu aku kutip dari sebuah film india. Allah swt. Menciptakan segalanya tanpa pamrih, bahkan dari penciptaannya kita mengambil banyak ilmu n hikmah. Dari triliuanan bintang d galaksi kita ini, semuanya bersinar. Bersinar tanpa terlihat cahaya yang kacau, tidak terlihat dentuman, tumburan bahkan api2 di sekitar nya tidak terpancar. Aku sedikit belajar. Jika ada triliunan bintang dan semua bersinar. Kenapa takut bersinar? Kenapa takut berprestasi? Jika yang lain mampu bersinar dan aku pasti mampu bersinar, seberapa sinar itu terlihat, itu tidak jadi masalah, toh banyak bintang yang tidak terlalu terang. Itu pelajaran yang aku petik. Bersinar berarti mampu mengeluarkan kemampuan yang kita miliki untuk bermanfaat bagi orag banyak. Aku awalnya hanya mengira aku perlu menjadi orang hebat berpengaruh unt

Kembali, coretan kecil

Aku mengenal pelangi, setelah hujan ditengah panas. Ya, aku mengenal berbagai rasa, manis, asam, asin, pahit. Rasanya berbeda, Jika itu pahit, maka permanis seperti kopi dengan tambahan sedikit gula, jika itu asam, permanis saja seperti mangga muda jika d tambah garam, atau mungkin dengan sedikit garam. Hidup ini tentu tidak selalu berjalan mulus terasa manis, namun jika kita telah siap lahir dan batin, apapun itu jalannya, apapun itu rasanya, kita tetap melangkah maju dengan senyum manis. Ya, terima kasih mama, bapak, telah mengajarkan anakmu, memberikan anakmu ini banyak rasa, sehingga aku tetap bertahan sekalipun, ini semua tidak mudah.. Ya Rabb, ribuan, jutaan kalinya terima kasih telah memberikan aku kesempatan untuk berlari, menari, melukis tapak kaki d bumi Mu ini 😊

7th April

Bismillah... Daun memang hijau, namun tidak bertahan tanpa cahaya matahari, Daun memang produktif, namun kurang lengkap tanpa mentari, Sekiranya pohon ini bertahan lama.. Aku mengharap ridho Mu ya Illahi.

Tentang Maret

Mama pergi dulu, nanti bersihin rumah banyak orang yang datang... Gambar waktu payah.. Ulang waktu susah.. Aku yang tidak lagi berdiri gagah.. Lalu hanya dingin menatap surat yasin.. Persinggahan Gelora cinta kandungan, hidup pertama. Ah, betapa payahnya hati ini Ikhlas jadi tanda tanya Kenyataannya aku masih merindukan Cintanya... Matahari yang memudar cerahnya, mendung.. Lelah mungkin ia bersinar, karna sekalipun ia terang aku selalu lupa berterimakasih pada cerahnya.. Tentang maret, tentang cara berpisah, tentang ikhlas Aku belajar

Cerita Guru

Nak, kemarilah ibu tegarkan pundakmu... Kami kita dan semesta, pengajar universal.. Tidak berjuang untuk mengisi tas anak-anak bumi dengan batu ilmu yg membuat pundak mereka lelah.. Tidak bertutur untuk mngeraskan hati-hati anak bumi... Tidak bertindak untuk melihat mereka lupa warna bendera dan budaya tanah pijakan.. Warna langit pada susunan pena tidak akan seindah susunan Ilahi, Warna laut pada gambar kuas tidak sebiru gelombang ciptaan Nya.. Begitulah cerita guru.. Kami kita dan semesta pengajar universal... Ingin mendidik anak bumi menjadi pribadi merah putih, pribadi dengan pelukan erat kitabullah.. Cerita guru bisa saja berakhir sedih, Tapi kami kita dan semesta pengajar universal berdikari riang dan tulus.. Mungkin suatu hari nanti pena kami menulis keindahan anak bumi.. Nak, bersemangatlah ...

Depend on yourself!

Assalamualaikum, bismillah... Oh Allah, thanks for the time, thanks for oxygen that has given freely, ya gratis. Kita wajib bersyukur, bagaimana tidak air saja sekarang diperjualbelikan. Tentulah para rakyat pinggiran semakin merana, dimana kini tanah gratis untuk menumpang? Oh Allah, thanks for everything.... Ya rasulullah, thanks untuk memperkenalkan kami indahnya ilmu pengetahuan. Betapa indah dan luasnya, luas hinga semakin haus semakin d dapat. :) Lewat sudah sekian detik di kampus biru langit ini. Lama pun, sebentarpun, kita sendiri yang berjalan. Kita sendiri yang mengambil langkah. Aku merasakannya, dan jelaskan juga pada diri. Tidak apa, jangan lupa cinta dan jalan Allah lebih indah dari apapun yang kita rencanakan. Aku sedang menghibur diri,... :) tetap semangat para daun...