Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Matahari tidak mengkhianati bulan: tentang pertemuan singkat

Ada suatu masa, dimana matahari, bumi dan bulan dipertemukan pada satu garis, menuju kebesaran Nya. Pagi itu kurasa berbeda, suara lantunan ayat suci Al quran dari mesjid terdekat terus bergema,meski jam sudah menunjukkan pukul 06.30. Apa yg spesial dari pagi ini? Aah, aku berlonjak dari tempat tidurku, aku ingat ada berita gerhana matahari yg dapat dilihat di Indonesia. Aku mengintip suasana langit, ragu mencari letak mentari. Masihkah terbit di sisi yg biasanya? Terduduk lemas aku mengamati matahari yg tertutup perlahan oleh bulatan hitam kecil dari arah pandanganku. Nyatakah pemandangan ini? Pelajaran apa yg sedang Allah ajarkan pada manusia? Tak terasa air mata mengalun begitu saja merasakan diri yg terlalu kecil, sangat kecil dihadapan kebesaran Nya. Kutilik lagi, pertemuan matahari dan bulan ini begitu fenomenal. Bulan yg selalu meminta cahaya matahari untuk bercahaya dan bumi yg terlalu manja meminta cahaya dari keduanya.

Seperti seorang Ayah

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.. Malam ketiga Ramadhan, suara suara surga terdengar merdu lewat angin yang tertiup lembut. Ah, sayangnya aku masih harus 'libur' berlomba pahala d bulan penuh berkah ini. Selagi aku mendengarkan alunan ayat suci Al Quran, tetiba aku teringat seorang dosen, guru dan seorang Ayah bagi kami. Sifatnya seperti besi, keras. Pemikirannya brilian seperti intan. Perawakan timur khas, dan suaranya yg mengema bebas. Namun, entah mengapa kasih sayangnya terasa berbeda. Aku mencintai seluruh Ayah n Ibu d perkuliahan ini. Namun sosoknya begitu berbeda. Ia marah jika aku salah, menegur, menasehati, menghukum, dan kemudian kembali memelukku erat. Sosok yg sama seperti Ayah. Terkadang aku tertawa kecil membayangkan sikap beliau, tapi tak terasa air mata terkadang mengalir haru. Sosok inspirasi penuh dengan pengalaman hidup, Drs.H. R. Usman Rery, Ayahku.