Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Bapak, aku mengadu

Bismillah... Bapak, bagaimana kabarmu? Semoga Allah kuatkan tulang-tulangmu yang mulai rapuh itu. Semoga Allah berkahi kulitmu yang mulai menghitam dan keriput. Bapak, kuatlah dan berbahagialah sampai Bapak ridho melepaskan aku. :') Bapak, bagaimana kabar fajarmu? masihkah penuh dengan harapan palsu dan kesia-siaan impian? Bapak, bagaimana matahari menerangimu? Apakah mereka teralu tajam menyinarimu? Apakah terlalu menyilaukan hingga mata Bapak berkilau, menurunkan ribuan bulir yang bukan hanya peluh? Bapak, bagaimana senjamu kini? Apakah terlalu tidak nyaman hingga siluet jingga tak nampak jelas dari senja itu. Bapak, bagaimana malammu? Apakah tidak lelap? terlalu dingin? terlalu gelap atau bahkan mimpi Bapak selalu buruk? Maafkan anakmu inni, Bapak. Seyogiyanya aku mnyenangkanmu, nyatanya aku masih menjadi batu besar di kehidupanmu, yang susah payah menghalangi langkah Bapak. Aku belum bisa menjadi emas yang bisa Bapak banggakan, karena Bapak sendiri yang menemukan di antara lum

Surat untuk saudaraku 2012

Gambar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang ... Dear my brothers and sisters, Waktu tidak mau berhenti berputar kawan, pada akhirnya inilah waktunya. 2 tahun yang lalu, wajah culun kita hadir di rumah kita ini. Setahun kemudian wajah kita menghiasi warna di rumah ini. Terkadang menggembirakan, mengecewakan, atau bahkan tetap saja catatan kita putih tanpa menggoreskan apapun (seperti saya misalnya :D ) . Entah apa kemudian persahabatan, pertengkaran, egoisme, sensivitisme dan isme2 yang lain juga menghiasi perilaku kita di rumah ini. Ah, aku terharu mengingatnya. Mungkin kemudian terbesit beberapa pemikiran khas seperti, "Why kita harus capek-capek membenahi rumah kita ini" ( seperti yang pernah terpikir oleh saya juga :D ) "What the benefit yang bisa diperoleh?" Gimana kalau IP nya turun? Kalau gak bisa jalaninnya gimana? Wah, pemikiran itu tentu lumrah. Setiap manusia diciptakan dengan ego nya masing-masing. Ehm, bagaimana jika kita dudu

Matahari di Ujung Senja

# Aku dan Medan Perangku *Alasan Daun. Aku mencintainya. Bentuknya melambangkan kata yang tak terdefinisi dengan baik. Warnanya menjadi simbol daratan di globe, peta, atlas dan mungkin petunjuk kehidupan lainnya. Kehidupan , ya daun mengajarkan kehidupan lewat sinergis, menjadi dapur utama fotosintesis. Sifatnya yang produktif dan kokoh. Ia hanya tergantung lemah, namun mampu bertahan. Dalam badai, ia tidak meronta. Mencoba bertahan dan hanya ikhlas ketika angin menerbangkannya jatuh ke bumi, dan hanya berakhir dengan kata "sampah".  Kemudian kembali menjadi bahan produktif ketika berubah menjadi kata "pupuk". Selamat Datang Matahari, terimakasih sudah membangunkan para Daun. Aku masih bersama dengan laptopku, browsing sana-sini atau hanya sekedar melepaskan sifat kepoku terhadap beberapa hal. Ah, kepo juga termasuk sikap ilmiah. Pelajaran sikap ilmiah yang diajarkan guru biologiku saat SMP menyebutkan bahwa rasa ingin tahu adalah salah satu sikap ilmiah yang