Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

poem

Daun Khatulistiwa Umi Laeliyah Gema kaki mengusik embun yang enggan turun, Tangan lentik mengibas hamburan fajar yang berkilauan, Tanah yang tenang menekuk-nekuk berirama dengan sepatu buluk, Udara yang masih sejuk berselisih dengan badan bungkuk, Mengikis kulit-kulit kayu kuat baris per baris, Ehm, penyadap karet. Kaki yang berayun cepat dengan tangan gontai Berlomba dengan mentari yang mulai meninggi Menagih uang pada alam, kiranya masih mengucur getah-getah berharga itu Sembari menggumamkan kidung-kidung lawas, Mengajak tersenyum pohon yang tergores. Sampai di ujung baris dan beradu pundak dengan si pohon. “Terima kasih” ucapnya lirih Para daun khatulistiwa, merambah alam. Sekalipun hanya bergurat lemah, giat menyusun titik-titik kehidupan Sekalipun bergerak pelan, giat mengolah asupan masa depan. Hijaunya menyelimuti keindahan negri, Dekapannya menampung bakal-bakal masa depan, Daun khatulistiwa tidak menangis walau tinggal di pucuk kering Daun khatulist