Dalam Jalan INDAH



Dalam Jalan Ini
Aku pernah terpikir lelah
kemudian merasa tidak melakukan apapun
berfikir pasrah dan putus asa
Tapi sekelibat rindu kemudian hadir,
Segera aku merapikan kembali jalanku,
Memenuhi lingkaran yang teramat kecil (begitulah tabiatnya)
memandu langkah penuh harap,
semoga Di sana aku dapatkan kembali ruh ku.”
Ya Rabb, andaikan aku ini bulan, sekalipun buruk namun membahagiakan banyak orang. Ya Rabb, ada banyak sekali wanita- wanita mulia yang ada disekelilingku. Mereka terlihat luar biasa. Wajahnya memancarkan ketenangan, hatinya suci lagi baik. Subahanallah, layakkah aku disandingkan dengan mereka?
Rangkaian kalimat buruk itu masih tersimpan dalam diary ku. Sekelibat penuh keputus asaan  sebagian kecil ada harapan otak kecilku memenuhi panggilan hati untuk menjadi luar biasa seperti yang telah luar biasa.  Begitulah ilmu ku yang dangkal, begitulah bahasaku yang buruk.
“ Luar biasa sekali Allah masih ,memberikan nikmat kepada kita, mungkin jika Allah tidak memberikan nikmat dan hidayahnya kepada kita, mungkin kita bukan berada dalam golongan ini. Mungkin saat ini kita berada dalam golongan orang-orang yang kufur nikmat”
Aku kembali teringat mukadimah itu, terus terulang oleh sang guru. “Astaghfirullah” 
Benar, andaikan kemudian aku tidak diberi nikmat ini oleh Allah, aku entah berada di dunia mana. Wallahu alam.
Beginilah, aku ceritakan betapa aku bahagia menapaki jalan yang begitu indah ini. Merindu ketika aku tidak kembali diingatkan, merasa cemburu ketika aku tidak diberi kekuatan. Rasa lelah memudar lewat bacaan indah yang terucap dari zikir-zikir ukhtifillah dan merasa tegar ketika menyatu dalam dekapan ukhuwah. Aku terharu menulis ini. Maafkan jika ini hanya menjadi tulisan duniawiku saja. Jika ini Tidak lebih hanya keputusasan.  Sebab aku masih ingin berada dalam lingkaran ini. :’)  
Aku ingat konsep elektron, yang kaya memberi yang miskin. Tidak pernah positif memberi negatif. Ukhuwah yang indah dari atom yang super kecil. Begitu juga jalan ini. Terlalu positif untuk memberi sesuatu yang negatif dan begitu kaya sehingga memberikan segalanya pada aku yang “miskin”.
Aku melewati ukhuwah ini, sebaga zat antara untukku menjadi lebih baik. Aku tidak menjadikan jalan ini hanya sebagai transisi, karena harapku semoga istiqamah. (Perkenankan Ya Allah)
Hmm, mungkin tulisan ini sudah mulai ngawur dan tidak tentu. Karena hanya Kalam Allah yang sempurna. Aku hanya memberi sedikit saja dari sekian banyak yang lebih menginspirasi. Oemy21.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Depend on yourself!

Surat untuk saudaraku 2012

Model Desain Pembelajaran